Minggu, 09 Desember 2012

6 patogen penyebab penyakit dalam Kedokteran Tradisonal Cina

Kedokteran Tradisonal Cina ( dan bahkan Arab ) percaya bahwa, perilaku sesuatu diluar tubuh sama dengan perilakunya di dalam tubuh. Maka, apa saja yang terjadi di alam semesta juga terjadi di dalam diri kita. Hal ini bisa menjelaskan mengenai pentingnya hidup selaras dengan alam. Berbeda dengan falsafah Kedokteran Barat yang menyatakan bahwa manusia merupakan suatu kumpulan organ-organ yang memiliki batas tegas terhadap "environment" (lingkungan)nya, Kedokteran Timur percaya bahwa, alam semesta (lingkungan eksternal ) dan manusia adalah bagian yang terpisahkan, manusia adalah bagian dari lingkungan alamiah, mikrosistem dari makrosistem.
Oleh karena itu, kebijakan dunia timur menyatakan, sehat adalah sebuah kondisi dimana manusia hidup sesuai dan berada pada keseimbangan dengan alam sekitarnya. Dengan demikian untuk menjadi sehat, manusia harus dibantu untuk menyesuaikan agar hidupnya dapat serasi dengan alam sekitarnya. 
Berpijak dari falsafah tersebut, maka itu dalam kedokteran timur, tidak di kenal penyakit dengan nama-nama spesifik yang membuat buku kapita selekta kedokteran menjadi tebal berjilid-jilid. Kedoketan timur mengenal penyakit, sebagai sebuah ketidakseimbangan, berdasarkan karakter yang muncul dari gejala yang di rasakan pasien. Dan karakter itu adalah representasi dari musim yang terjadi di alam semesta. Ada 6 patogen penyakit atau ketidakseimbangan yang dapat masuk kedalam tubuh dan berpotensi menjadi penyakit. 6 pategen itu adalah : panas, dingin, kekeringan, kelembapan, angin dan panas ekstrim atau bisa di namakan juga api ( dalam terminologi musim, ini bisa dianalogikan sebagai panas pada musim panas. Dalam musim seperti ini, munculnya titik api dari hutan yang mengering bisa saja terjadi )
Panas dapat mengambil berbagai wujud : panas dapat mengeringkan kotoran dan menyebabka susah buang air besar, tetapi bisa juga merusak usus sehingga menimbulkan diare. Panas dapat menyebabkan muka menjadi memerah, hipertensi dan mata merah. Dari sisi psikis, panas juga dapat menyebabkan kecemasan, insomnia (tidak bisa tidur), demam, dahak panas ( ditandai dengan bentuknya yang kental lengket berwarna hijau, kadang disertai darah ), bintik merah dan meradang pada kulit.
Dingin dapat menyebabkan ketegangan, menggigil, susah buang air besar dan diare ( namun dengan tipe/karakter dingin ), Hidung meler, batuk, sirkulasi yang buruk, kehilangan nafsu makan. lendir/dahak tipe dingin, kencing berlebih.
Kekeringan diantaranya dapat menyebabkan susah buang air besar, biasanya kotoran berbentuk seperti kotoran kambing, mata kering, mulut kering, kesulitan buang air kecil, kuku rapuh dan batuk kering, insomnia kronis.
Kelembapan  dapat menyebabkan diare, timbunan cairan, baik pada wajah maupun kaki, bintik berair, ludah berlebihan dan air mata, kegemukan, perut buncit dan gangguan sinus (rongga pada tempurung kepala)
Angin dalam tubuh menyebabkan rasa sakit, kejang, Parkinson ( buyuten, jawa), stroke, kelainan pada wajah seperti asimetris, mata keduten, dan bibir miring
Sementara patogen Api, memiliki karakter mirip dengan patogen panas, hanya saja dengan daya kerja yang lebih ekstrim semisal mimisan, kencing darah, haid berlebihan, koma, delirium/meracau, keempat anggota badan kejang-kejang, koma dan pupil menghadap atas (mendelik, jawa)
Keenam patogen itu bisa di deteksi melalui empat cara diagnosa yang umumnya tiap praktisi kedoktern timur mengusainya dengan baik. Keempat diagnosa itu adalah, pengamatan, analisis suara dan bau, wawancara dan pemeriksaan nadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar